Kamis, 16 Mei 2013

CERPEN (Cerita Pendek) MISTERI- Misteri di Villa



Cerita Misteri
Misteri di Villa
           
            Keluarga Putri, Caki, Boni dan Andi sedang berlibur di sebuah Villa. “Wow… pemandangan  di Villa ini sangat indah, yah ?” kata Caki saat berada di luar Villa. “Iya, indah sekali, aku sangat suka.” kata Putri. “Disini udaranya sangat sejuk dan jernih. Tidak seperti di Kota yang sekarang penuh dengan polusi udara.” tambah Andi. Saat mereka bertiga asyik menikmati pemandangan Villa yang begitu indah, tiba-tiba datang Boni. “Eh teman-teman, lihat langit sedang mendung sepertinya akan turun hujan. Sebaiknya kalian masuk saja.” kata Boni. Mereka berempatpun masuk dan tak lama hujan pun turun dengan derasnya.
            “Aduh, kita tidak bisa bermain diluar deh…” kata Putri kecewa. “Sudahlah, ayo kita baca komik saja. Aku punya komik keluaran terbaru, loh !” kata Andi lalu memberikan komiknya kepada teman-temannya. Saat mereka berempat asyik membaca komik, tiba-tiba terjadi keributan di kamr keluarga Putri. “Eh, kalian dengar nggak ? Ada apa yah ?” kata Boni kepada teman-temannya. “Iyah, sepertinya dari kamar kamu deh,Put.” Kata Andi. “Ada apa yah ? Ayo kita kesana !” kata Putri. Mereka berempatpun langsung menuju ke kamar keluarga Putri.

            “Kenapa, Ma ? Ada apa ?” tanya Putri penasaran. “Begini, Put. Cincin mutiara mama hilang !” kata Mama Putri sedih. “Bagaimana bisa hilang tante ?” tanya Andi kepada Mama Putri. “Tante tidak tau, Tante tadi menaruhnya di meja rias ini saat Tante dan Om kamu turun ke bawah.” Jawab Mama Putri panik. “Tante sudah tanyakan ke penjaga Villa ini belum ?” tanya Caki. “Belum, sih. Tapi kamu benar juga, Caki. Ayo kita tanyakan ke penjaga Villa ini.” kata Papa Putri lalu menuju ke tempat penjaga Villa.
            Setibanya di tempat penjaga Villa, “Pak, apakah bapak melihat orang yang masuk ke kamar kami ?” tanya Papa Putri ke penjaga Villa. “Kamar bapak yang nomor berapa, yah ? tanya Penjaga Villa itu. “Kamar 213, Pak. Bapak melihat ada orang yang masuk disitu ?” tanya Papa Putri lagi. “Eh, eh…oh, kamar 213 yah ?  Iya saya tadi melihat waktu hujan deras ada orang yang masuk ke kamar bapak melalui jendela !” jaawab Penjaga Villa. “Lewat jendela ? Lalu kenapa bapak tidak mengejarnya ?” tanya Papa Putri. “Karena saya kira orang itu bagian dari keluarga kalian.” jawab Penjaga Villa itu. “Orang itu siapa yah ?” gumam Andi dalam hati. “Teman-teman, ayo kita ke kamar keluarga Putri !” ajak Andi ke teman-temannya. Mereka berempat pun pergi ke kamar Keluarga Putri.
            Sesampinya di kamar Keluarga Putri, “Kita harus menyelesaikan kasus ini !” seru Andi ke teman-temannya. “Iya aku setuju. Kasihan kan Mamanya Putri.” kata Boni. “Terima kasih yah teman-teman.” Kata Putri teharu. Saat Boni menuju ke jendela kamar Keluarga Putri, Boni melihat seseorang melompat pagar. “Teman-teman, lihat ada orang yang melompat pagar ! Ayo kita kejar !” seru Boni. Mereka pun segera keluar dan menuju ke pagar itu.
            “Teman-teman itu dia orangnya !” kata Boni saat mereka sampai di pagar depan Villa. “Hei, bapak siapa ?” tanya Caki menggertak. “Eng... enggg…” kata Bapak itu terbata-bata. “Kenapa Bapak melompat dari pagar ?” tanya Boni. “Hei, anak-anak, ada apa ini ?” tanya Papa Andi yang tiba-tiba datang. “Ini, Pa. Aku dan teman-teman tadi melihat Bapak ini melompat pagar !” kata Andi pada papanya. “Hah ? Apakah betul Bapak melompat dari pagar ?” kata Papa Andi tegas. “Eng… Anu, Pak. Tadi saya jatuh saat mengecat pagar Villa ini. Mungkin anak-anak ini mengira saya lompat dari pagar.” jawab Bapak itu. Andi dan teman-temannya melihat sebuah kaleng Cat dan kuas. “Sepertinya kita salah, teman-teman. Maafkan kami ya, Pak ?” kata Caki sambil meminta maaf kepada Bapak itu. “Yah sudah, kalian kembali saja ke kamar.” kata Papa Andi kepada mereka berempat. Putri, Boni, Caki dan Andi pun kembali ke kamar Keluarga Putri.
            “Hem, jadi siapa yah pelaku yang mengambil cincin mutiara Mamanya Putri ?” tanya Boni kepada teman-temannya. “Kata penjaga Villa tadi, saat hujan deras ada orang yang masuk lewat jendela kamar Keluarga Putri. Tapi kok tidak ada bekas jejak kaki, yah ?” kata Caki. “Padahal diluar kan semuanya tanah, pasti kalau hujan deras membuat sendal atau sepatu kita kotor terkena lumpur.” kata Boni. “Aha !!! Aku tau pelakunya !” seru Andi membuat teman-temannya terkejut. “Siapa pelakunya, Ndi ? Bapak yang tadi ?” tanya Putri penasaran. “Bukan, ayo kita pergi ke orang tua kita !”
            “Pa ! Aku tau pelakunya !” seru Andi kepada Papanya. “Andi ? Kamu tau ? Jangan bercanda deh.” kata Papa Andi tidak yakin. “Aku yakin, Pa kali ini !” kata Andi berusaha meyakinkan Papanya. “Siapa yang mencuri cincin mutiara Tante Ndi ?” tanya Mama Putri penasaran. “PENJAGA VILLA ini Tante !” seru Andi membuat semua orang terkejut. “Hah ? Jangan main-main kamu. Coba jelaskan, kenapa kamu menuduh Bapak Penjaga Villa ini pelakunya ?” tanya Papa Andi. “Kalau ada seseorang yang masuk melalui jendela dan pada saat yang bersamaan hujan deras, pasti di kamar itu ada jejak kaki. Tapi, di kamarkan tidak ada jejak kaki sama sekali. Jadi, kemungkinan pencuri itu tidak masuk melaui jendela tapi melalui pintu kamar.” Kata Andi menerangkan. “Tapi, waktu om dan tante turun ke bawah. Om mengunci pintu kamar, kok.” Kata Papa Putri. “Iyah om. Itulah kenapa Penjaga Villa pelakunya. Kan, kunci pintu kamar ada duplikatnya dan yang memegang duplikatnya itu, Yah Penjaga Villa ini !” kata Andi lagi. “Wah, kamu pintar, Ndi ! Papa bangga sama kamu” puji Papa Andi.
            “Ya sudah kalau begitu, ayo kita laporkan ke pemilik Villa ini bahwa Penjaga Villa ini pelakunya.” Usul Papa Putri. Mereka pun melaporkannya ke Pemilik Villa dan membuat Penjaga Villa itu mengaku lalu mengembalikan cincin mutiara Mama Putri. Ternyata anak Penjaga Villa itu sakit dan membutukan biaya. Tapi, apapun alasannya tidak boleh mencuri, kan ? Andi memang Pintar. TAMAT

Achmad Yusril Ihzamahendra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar