Cerita
Misteri
Misteri di
Villa
Keluarga Putri, Caki, Boni dan
Andi sedang berlibur di sebuah Villa. “Wow… pemandangan di Villa ini sangat indah, yah ?” kata Caki
saat berada di luar Villa. “Iya, indah sekali, aku sangat suka.” kata Putri. “Disini
udaranya sangat sejuk dan jernih. Tidak seperti di Kota yang sekarang penuh
dengan polusi udara.” tambah Andi. Saat mereka bertiga asyik menikmati
pemandangan Villa yang begitu indah, tiba-tiba datang Boni. “Eh teman-teman,
lihat langit sedang mendung sepertinya akan turun hujan. Sebaiknya kalian masuk
saja.” kata Boni. Mereka berempatpun masuk dan tak lama hujan pun turun dengan
derasnya.
“Aduh,
kita tidak bisa bermain diluar deh…” kata Putri kecewa. “Sudahlah, ayo kita
baca komik saja. Aku punya komik keluaran terbaru, loh !” kata Andi lalu
memberikan komiknya kepada teman-temannya. Saat mereka berempat asyik membaca
komik, tiba-tiba terjadi keributan di kamr keluarga Putri. “Eh, kalian dengar
nggak ? Ada apa yah ?” kata Boni kepada teman-temannya. “Iyah, sepertinya dari
kamar kamu deh,Put.” Kata Andi. “Ada apa yah ? Ayo kita kesana !” kata Putri.
Mereka berempatpun langsung menuju ke kamar keluarga Putri.
“Kenapa,
Ma ? Ada apa ?” tanya Putri penasaran. “Begini, Put. Cincin mutiara mama hilang
!” kata Mama Putri sedih. “Bagaimana bisa hilang tante ?” tanya Andi kepada
Mama Putri. “Tante tidak tau, Tante tadi menaruhnya di meja rias ini saat Tante
dan Om kamu turun ke bawah.” Jawab Mama Putri panik. “Tante sudah tanyakan ke
penjaga Villa ini belum ?” tanya Caki. “Belum, sih. Tapi kamu benar juga, Caki.
Ayo kita tanyakan ke penjaga Villa ini.” kata Papa Putri lalu menuju ke tempat
penjaga Villa.
Setibanya
di tempat penjaga Villa, “Pak, apakah bapak melihat orang yang masuk ke kamar
kami ?” tanya Papa Putri ke penjaga Villa. “Kamar bapak yang nomor berapa, yah
? tanya Penjaga Villa itu. “Kamar 213, Pak. Bapak melihat ada orang yang masuk
disitu ?” tanya Papa Putri lagi. “Eh, eh…oh, kamar 213 yah ? Iya saya tadi melihat waktu hujan deras ada
orang yang masuk ke kamar bapak melalui jendela !” jaawab Penjaga Villa. “Lewat
jendela ? Lalu kenapa bapak tidak mengejarnya ?” tanya Papa Putri. “Karena saya
kira orang itu bagian dari keluarga kalian.” jawab Penjaga Villa itu. “Orang
itu siapa yah ?” gumam Andi dalam hati. “Teman-teman, ayo kita ke kamar
keluarga Putri !” ajak Andi ke teman-temannya. Mereka berempat pun pergi ke
kamar Keluarga Putri.
Sesampinya
di kamar Keluarga Putri, “Kita harus menyelesaikan kasus ini !” seru Andi ke
teman-temannya. “Iya aku setuju. Kasihan kan Mamanya Putri.” kata Boni. “Terima
kasih yah teman-teman.” Kata Putri teharu. Saat Boni menuju ke jendela kamar
Keluarga Putri, Boni melihat seseorang melompat pagar. “Teman-teman, lihat ada
orang yang melompat pagar ! Ayo kita kejar !” seru Boni. Mereka pun segera
keluar dan menuju ke pagar itu.
“Teman-teman
itu dia orangnya !” kata Boni saat mereka sampai di pagar depan Villa. “Hei,
bapak siapa ?” tanya Caki menggertak. “Eng... enggg…” kata Bapak itu
terbata-bata. “Kenapa Bapak melompat dari pagar ?” tanya Boni. “Hei, anak-anak,
ada apa ini ?” tanya Papa Andi yang tiba-tiba datang. “Ini, Pa. Aku dan
teman-teman tadi melihat Bapak ini melompat pagar !” kata Andi pada papanya. “Hah
? Apakah betul Bapak melompat dari pagar ?” kata Papa Andi tegas. “Eng… Anu,
Pak. Tadi saya jatuh saat mengecat pagar Villa ini. Mungkin anak-anak ini
mengira saya lompat dari pagar.” jawab Bapak itu. Andi dan teman-temannya
melihat sebuah kaleng Cat dan kuas. “Sepertinya kita salah, teman-teman.
Maafkan kami ya, Pak ?” kata Caki sambil meminta maaf kepada Bapak itu. “Yah
sudah, kalian kembali saja ke kamar.” kata Papa Andi kepada mereka berempat.
Putri, Boni, Caki dan Andi pun kembali ke kamar Keluarga Putri.
“Hem,
jadi siapa yah pelaku yang mengambil cincin mutiara Mamanya Putri ?” tanya Boni
kepada teman-temannya. “Kata penjaga Villa tadi, saat hujan deras ada orang
yang masuk lewat jendela kamar Keluarga Putri. Tapi kok tidak ada bekas jejak
kaki, yah ?” kata Caki. “Padahal diluar kan semuanya tanah, pasti kalau hujan
deras membuat sendal atau sepatu kita kotor terkena lumpur.” kata Boni. “Aha
!!! Aku tau pelakunya !” seru Andi membuat teman-temannya terkejut. “Siapa
pelakunya, Ndi ? Bapak yang tadi ?” tanya Putri penasaran. “Bukan, ayo kita
pergi ke orang tua kita !”
“Pa
! Aku tau pelakunya !” seru Andi kepada Papanya. “Andi ? Kamu tau ? Jangan
bercanda deh.” kata Papa Andi tidak yakin. “Aku yakin, Pa kali ini !” kata Andi
berusaha meyakinkan Papanya. “Siapa yang mencuri cincin mutiara Tante Ndi ?”
tanya Mama Putri penasaran. “PENJAGA VILLA ini Tante !” seru Andi membuat semua
orang terkejut. “Hah ? Jangan main-main kamu. Coba jelaskan, kenapa kamu
menuduh Bapak Penjaga Villa ini pelakunya ?” tanya Papa Andi. “Kalau ada
seseorang yang masuk melalui jendela dan pada saat yang bersamaan hujan deras,
pasti di kamar itu ada jejak kaki. Tapi, di kamarkan tidak ada jejak kaki sama
sekali. Jadi, kemungkinan pencuri itu tidak masuk melaui jendela tapi melalui
pintu kamar.” Kata Andi menerangkan. “Tapi, waktu om dan tante turun ke bawah.
Om mengunci pintu kamar, kok.” Kata Papa Putri. “Iyah om. Itulah kenapa Penjaga
Villa pelakunya. Kan, kunci pintu kamar ada duplikatnya dan yang memegang duplikatnya
itu, Yah Penjaga Villa ini !” kata Andi lagi. “Wah, kamu pintar, Ndi ! Papa
bangga sama kamu” puji Papa Andi.
“Ya
sudah kalau begitu, ayo kita laporkan ke pemilik Villa ini bahwa Penjaga Villa
ini pelakunya.” Usul Papa Putri. Mereka pun melaporkannya ke Pemilik Villa dan
membuat Penjaga Villa itu mengaku lalu mengembalikan cincin mutiara Mama Putri.
Ternyata anak Penjaga Villa itu sakit dan membutukan biaya. Tapi, apapun
alasannya tidak boleh mencuri, kan ? Andi memang Pintar. TAMAT
Achmad
Yusril Ihzamahendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar