Selasa, 14 Mei 2013

CERPEN-Tidak Merokok Bukan Berarti Tidak Keren




Tidak Merokok Bukan Berarti Tidak Keren
 


Malik adalah siswa kelas delapan SMP NEGERI 2 Parepare. Dia juga memiliki Geng yang bernama Geng Gaul. Anggota Geng Gaul berjumlah 4 orang yaitu Husni, Ryan dan Malik yang duduk di kelas sembilan sedangkan Fatur duduk di kelas delapan.
Saat Geng Gaul berkumpul di kantin belakang sekolah, semua anggota Geng Gaul saling berbagi rokok, kecuali Malik yang sibuk dengan buku rumus fisikanya. “Kok kamu diam ajah,sih,Lik?” tanya Husni. “Iyah,nih… kak Malik, kok diam-diam ajah sih?” tanya Fatur. “Nggak kok, aku baik-baik saja.” jawab Malik dengan senyuman. “Oh, mungkin kamu diam, karena nggak punya rokok,kan ? Nih aku kasih kamu satu !” kata Ryan sambil memberikan rokoknya. “Hmmm… Nggak usah!” tolak Malik. “Jangan munafik kamu!” seru Husni kesal. “Iyah, kamu kalah nih dengan Fatur, dia baru kelas delapan tapi dia udah merokok! Kamu nggak keren,nih!” ejek Ryan. Karena tidak mau dipaksa merokok, Malik lalu pergi meninggalkan teman-temanya.
Saat bel masuk berbunyi, siswa-siswi SMP NEGERI 2 masuk ke kelas mereka masing-masing. Kali ini di kelas Malik, tidak biasanya Bu Sri guru fisika Malik memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. Tapi, dari sekian banyak siswa, hanya Malik yang dapat menjawab pertanyaan Bu Sri. “Bagus kamu,Lik!” kata Bu Sri memuji Malik. Tapi Malik hanya tersenyum. Sebelum Bu Sri keluar, dia memberikan tugas kepada siswa-siswa. Tugas itu dikerjakan berkelompok.
Saat bel isterahat kedua berbunyi, Geng Gaul kembali merokok di kantin belakang sekolah. Tapi seperti biasanya hanya Malik yang tidak merokok. Disela-sela mereka merokok, Ryan bertanya pada teman-temannya. “Hmmm… Kan tadi Bu Sri memberikan tugas,tuh. Tugas itu kita kerjain di mana?” tanya Ryan. “ehhh,,, bagaimana kalau di rumahku saja!” usul Husni. “Iyah,,, aku setuju. Kalau kamu,Lik?” tanya Ryan kepada Malik. “Kalau aku sih, terserah kalian saja.” jawab  Malik. Merekapun sepakat bekerja kelompok di rumah Husni.
Malamnya di rumah Husni, “Uh, akhirnya tugas kita selesai juga. Aku pulang dulu,yah!” ujar Malik lalu berpamitan dengan teman-temannya. “Kok, kamu langsung pulang sih?” tanya Husni. “Iyah,nih! Kita merokok dulu,yuk! Mumpung orang tua Husni lagi pergi.” ujar Ryan sambil memberikan rokok kepada Husni. “Kita di sinikan bukan karena rokok! Kita di sini untuk kerjain tugas!” seru Malik sambil berjalan keluar dari rumah Husni dan duduk di pinggir jalan menunggu ojek. “Tunggu dulu,Lik! Kamu nggak keren,nih! Ayo, ambil rokok ini, entar aku ajarin caranya.” kata Husni sambil terus membujuk Malik. “Nggak,,, aku mau pulang!” kata Malik dengan tegas. “Itu ada ojek! Aku pergi dulu,yah!” kata Malik lau berpamitan pada teman-temannya.
Besoknya di Sekolah, Bu Ratna guru Bhs.Indonesia Malik memberi tugas kepada siswa untuk membuat slogan kesehatan. “Hmmm… Aku buat slogan apa,yah?” tanya Ryan kepada Malik  dan Husni. “Aku mau buat slogan tentang rokok, deh!” seru Malik. “Eh,,, rokokkan membuat kita keren,Lik.” ujar Husni. “Itu menurut kalian! Yang jelas aku ingin buat slogan itu!” kata Malik.
Saat tugas slogan itu dikumpulkan, slogan buatan Malik yang mendapat nilai tertinggi. “Wah,,, kamu memang kreatif,Lik!” puji Bu Ratna kepada Malik. “Ciee…!” seru teman kelas Malik membuat Malik tersipu malu.
Tak terasa bel Isterahat pertamapun berbunyi, semua teman kelas Malik keluar dari kelas. Malik juga ingin keluar tapi,“Lik tolong bantu Ibu membawa buku-buku ini ke ruangan Ibu.” kata Bu Ratna kepada Malik. Malikpun membawa buku-buku itu dengan senang hati.
“Letakkan di atas meja itu!” kata Bu Ratna setelah mereka di ruangannya. “Silahkan duduk,Lik!” kata Bu Ratna. “Ada apa,yah,Bu?” tanya Malik bingung, karena tidak biasanya Bu Ratna ingin mengajaknya bicara. “Tadikan slogan kamu yang paling baik. Apakah kamu ingin mengikuti lomba membuat slogan kreatif selasa depan?” tanya Bu Ratna. Mendengar tawaran Bu Ratna tadi, Malik senang bukan main. “Iy…iya,Bu! Saya mau.” ujar Malik senang. “Okey mulai besok, kamu sudah harus latihan membuat slogan,yah!” kata Bu Ratna. “Okey,bu!” seru Malik. “Baiklah,,, kamu sudah boleh keluar sekarang.” kata Bu Ratna.
Saat keluar dari ruangan Bu Ratna, Malik lalu masuk ke kelasnya. “Eh, kenapa tadi kamu di panggil Ibu Ratna ,sih?” tanya Shinta teman Malik yang merupakan siswa ranking satu di kelas Malik. “Hmmm… Beliau mengajakku untuk ikutan lomba membuat slogan kreatif.” jawab Malik. “Cieee…! Bagus,tuh! Kamu harus mulai belajar membuat slogan dari sekarang.” saran Shinta. Tak terasa karena asyiknya mereka mengobrol, bel masukpun berbunyi.
“Kok Husni dan Ryan belum masuk,sih? Padahal sekarangkan jam pelajaran Mr.Hamid, guru mulok Bhs.Inggris itu yang terkenal galak!” ujar Malik dalam hati. Tiba-tiba Mr.Hamid masuk ke kelas Malik. “How are you?” tanya Mr.Hamid memulai pembelajaran.
Saat Mr.Hamid memulai pembelajaran, Husni dan Ryan tiba-tiba masuk ke kelas. “Why are you late?” tanya Mr.Hamid geram. Tapi Husni dan Ryan tidak dapat menjawab apapun. Merekapun dihukum untuk berdiri di sudut kelas. Setelah Mr. Hamid telah mengajar selama dua jam, bel isterahat keduapun berbunyi, Husni dan Ryan sudah diijinkan untuk duduk. “Kenapa,sih kalian terlambat masuk?” tanya Malik kepada teman Gengnya itu. “Kamikan kumpul dulu di kantin belakang untuk merokok.” jawab Husni. “Iyah,nih! Kami nungguin kamu tapi kamu kok tidak datang sih?” tanya Ryan. “Hmmm… sebaiknya kalian berhenti nge-rokok, deh! Nanti kalian sakit.” kata Malik kepada teman-temannya. “Kalau sakit, kan ada dokter! Hahaha…” seru Husni tidak menghiraukan saran Malik.
Hari-hari telah berlalu, tak terasa hari selasapun tiba, Malik dan Bu Ratna pergi ke Kantor Dinas Pendidikan untuk mengikuti lomba slogan kreatif. Mereka berada di sana selama tiga jam. Ketika Malik telah menyelesaikan perlombaannya, Malik dan Bu Ratna pun kembahli ke sekola. “Bu, kapan pengumumannya?” tanya Malik saat sampai di Sekolah. “Mungkin lusa.” jawab Bu Ratna. “ Hmmm… baiklah, bu… Aku kembali ke kelasku dulu, yah.” kata Malik meminta izin ke Bu Ratna. “Iyha, nak.” Jawab Bu Ratna.
Besoknya di Sekolah Malik, Bu Sri memanggil Malik untuk mengikuti lomba fisika jumat depan dan seperti biasanya Malik pasti menerima tawaran itu. Malik sangat senang. Tiga hari kedepan, Malik akan dibimbing oleh Bu Sri. Malik sangat memanfaatkan tiga hari itu.
Pada saat isterahat kedua, Malik mulai di bimbing. Ketika Malik sedang bimbing oleh Bu Sri, tiba-tiba Bu Ratna datang dan memberitahukan  kepada Malik bahwa dia juara 2 lomba membuat slogan kreatif. “Alhamdulillah…” seru Malik senang. Bu Sri dan Bu Ratna hanya tersenyum. “Kamu juga harus menang di olimpiade fisika ini,yah.” kata Bu Sri. “Insya Allah…” ujar Malik.
Tiga haripun berlalu dengan cepat. Malik harus kembali berjuang di Olimpiade Fisika kali ini. Malik masuk ke kelas perlombaan dengan tenang, dia juga mengerjakan soal dengan teliti dan cermat.
Perlombaanpun selesai, Malik lalu menemui Bu Sri di Lobi. “Bagaimana tadi?” tanya Bu Sri pada Malik. “Hmmm… Insya Allah hasilnya baik,Bu.” ujar Malik. Merekapun pulang dan kembali ke sekolah. “Bu, pengumumannya kapan,yah?” tanya Malik. “Ibu juga kurang tau.” jawab Bu Sri. Karena lelah, Malik diizinkan pulang oleh Bu Sri.
Hari Senin di Sekolah Malik saat upacara bendera berlangsung, Bu Sri guru fisika Malik mengumumkan sesuatu. “Selamat kepada anak murid kita yaitu Malik telah memenangkan lomba fisika tingkat kota. Dia juara satu!” seru Bu Sri. Semua siswapun bertepuk tangan. Malik lalu di ajak untuk naik ke lapangan. “Inilah murid berprestasi kita!” seru Bu Sri. Malik hanya tersenyum bangga dan tak percaya atas keberhasilannya itu.
Saat di kelas Malik, semua temannya memberikan selamat. “Selamat,yah,Lik!” kata Ryan kepada Malik. “Iyah! Hmmm… ngomong-ngomong Husni tidak datang ke sekolah,yah?” tanya Malik sambil melihat bangku Husni yang kosong. “Hmmm…iyah,nih. Dia sedang sakit.” jawab Ryan. “Ngomong-ngomong dia sakit apa,yah?” tanya Malik lagi. “Dia sakit paru-paru. Kata dokter,sih karena rokok.” jawab Ryan sambil menunduk. “Nanti kita jenguk dia, yuk.” usul  Malik.
TAMATSaat Malik dan Ryan berjalan pulang untuk menjenguk Husni, mereka mendengar bisik-bisik adik kelas, “Itu siswa yang berprestasi…,kan?”. “Wah,,, kamu keren,Lik! Semua orang mengenal kamu.” ujar Ryan. “Hahaha… Betulkan?” kata Malik. “Apanya yang betul, Lik?” tanya Ryan bigung. “Betulkan,untuk menjadi keren tidak perlu rokok yang membuat tubuh kita sakit. Kita bisa menjadi keren dengan prestasi kita, dan itu sama sekali tidak merugikan, malah kita akan menjadi untung !” ujar Malik lalu tersenyum. “Yayayaya...” kata Ryan tersipu malu. Merekapun saling merangkul. Sejak saat itu Husni, Ryan dan Fatur berhenti merokok dan mereka juga membuat poster-poster tentang bahaya merokok di MADING Sekolah. Malik bersyukur dengan perubahan tiga teman gengnya itu.
TAMAT 

Achmad Yusril Ihzamahendra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar