Tidak Merokok Bukan Berarti Tidak Keren
Malik adalah siswa kelas delapan
SMP NEGERI 2 Parepare. Dia juga memiliki Geng yang bernama Geng Gaul. Anggota
Geng Gaul berjumlah 4 orang yaitu Husni, Ryan dan Malik yang duduk di kelas
sembilan sedangkan Fatur duduk di kelas delapan.
Saat Geng Gaul berkumpul di kantin
belakang sekolah, semua anggota Geng Gaul saling berbagi rokok, kecuali Malik yang
sibuk dengan buku rumus fisikanya. “Kok kamu diam ajah,sih,Lik?” tanya Husni. “Iyah,nih…
kak Malik, kok diam-diam ajah sih?” tanya Fatur. “Nggak kok, aku baik-baik
saja.” jawab Malik dengan senyuman. “Oh, mungkin kamu diam, karena nggak punya
rokok,kan ? Nih aku kasih kamu satu !” kata Ryan sambil memberikan rokoknya.
“Hmmm… Nggak usah!” tolak Malik. “Jangan munafik kamu!” seru Husni kesal. “Iyah,
kamu kalah nih dengan Fatur, dia baru kelas delapan tapi dia udah merokok! Kamu
nggak keren,nih!” ejek Ryan. Karena tidak mau dipaksa merokok, Malik lalu pergi
meninggalkan teman-temanya.
Saat bel masuk berbunyi, siswa-siswi
SMP NEGERI 2 masuk ke kelas mereka masing-masing. Kali ini di kelas Malik,
tidak biasanya Bu Sri guru fisika Malik memberikan pertanyaan kepada setiap
siswa. Tapi, dari sekian banyak siswa, hanya Malik yang dapat menjawab
pertanyaan Bu Sri. “Bagus kamu,Lik!” kata Bu Sri memuji Malik. Tapi Malik hanya
tersenyum. Sebelum Bu Sri keluar, dia memberikan tugas kepada siswa-siswa.
Tugas itu dikerjakan berkelompok.
Saat bel isterahat kedua berbunyi,
Geng Gaul kembali merokok di kantin belakang sekolah. Tapi seperti biasanya
hanya Malik yang tidak merokok. Disela-sela mereka merokok, Ryan bertanya pada
teman-temannya. “Hmmm… Kan tadi Bu Sri memberikan tugas,tuh. Tugas itu kita
kerjain di mana?” tanya Ryan. “ehhh,,, bagaimana kalau di rumahku saja!” usul
Husni. “Iyah,,, aku setuju. Kalau kamu,Lik?” tanya Ryan kepada Malik. “Kalau aku
sih, terserah kalian saja.” jawab Malik.
Merekapun sepakat bekerja kelompok di rumah Husni.
Malamnya di rumah Husni, “Uh,
akhirnya tugas kita selesai juga. Aku pulang dulu,yah!” ujar Malik lalu
berpamitan dengan teman-temannya. “Kok, kamu langsung pulang sih?” tanya Husni.
“Iyah,nih! Kita merokok dulu,yuk! Mumpung orang tua Husni lagi pergi.” ujar
Ryan sambil memberikan rokok kepada Husni. “Kita di sinikan bukan karena rokok!
Kita di sini untuk kerjain tugas!” seru Malik sambil berjalan keluar dari rumah
Husni dan duduk di pinggir jalan menunggu ojek. “Tunggu dulu,Lik! Kamu nggak
keren,nih! Ayo, ambil rokok ini, entar aku ajarin caranya.” kata Husni sambil
terus membujuk Malik. “Nggak,,, aku mau pulang!” kata Malik dengan tegas. “Itu
ada ojek! Aku pergi dulu,yah!” kata Malik lau berpamitan pada teman-temannya.
Besoknya di Sekolah, Bu Ratna guru
Bhs.Indonesia Malik memberi tugas kepada siswa untuk membuat slogan kesehatan.
“Hmmm… Aku buat slogan apa,yah?” tanya Ryan kepada Malik dan Husni. “Aku mau buat slogan tentang rokok,
deh!” seru Malik. “Eh,,, rokokkan membuat kita keren,Lik.” ujar Husni. “Itu
menurut kalian! Yang jelas aku ingin buat slogan itu!” kata Malik.
Saat tugas slogan itu dikumpulkan,
slogan buatan Malik yang mendapat nilai tertinggi. “Wah,,, kamu memang
kreatif,Lik!” puji Bu Ratna kepada Malik. “Ciee…!” seru teman kelas Malik membuat
Malik tersipu malu.
Tak terasa bel Isterahat pertamapun
berbunyi, semua teman kelas Malik keluar dari kelas. Malik juga ingin keluar
tapi,“Lik tolong bantu Ibu membawa buku-buku ini ke ruangan Ibu.” kata Bu Ratna
kepada Malik. Malikpun membawa buku-buku itu dengan senang hati.
“Letakkan di atas meja itu!” kata
Bu Ratna setelah mereka di ruangannya. “Silahkan duduk,Lik!” kata Bu Ratna.
“Ada apa,yah,Bu?” tanya Malik bingung, karena tidak biasanya Bu Ratna ingin
mengajaknya bicara. “Tadikan slogan kamu yang paling baik. Apakah kamu ingin
mengikuti lomba membuat slogan kreatif selasa depan?” tanya Bu Ratna. Mendengar
tawaran Bu Ratna tadi, Malik senang bukan main. “Iy…iya,Bu! Saya mau.” ujar
Malik senang. “Okey mulai besok, kamu sudah harus latihan membuat slogan,yah!”
kata Bu Ratna. “Okey,bu!” seru Malik. “Baiklah,,, kamu sudah boleh keluar
sekarang.” kata Bu Ratna.
Saat keluar dari ruangan Bu Ratna,
Malik lalu masuk ke kelasnya. “Eh, kenapa tadi kamu di panggil Ibu Ratna ,sih?”
tanya Shinta teman Malik yang merupakan siswa ranking satu di kelas Malik.
“Hmmm… Beliau mengajakku untuk ikutan lomba membuat slogan kreatif.” jawab
Malik. “Cieee…! Bagus,tuh! Kamu harus mulai belajar membuat slogan dari
sekarang.” saran Shinta. Tak terasa karena asyiknya mereka mengobrol, bel
masukpun berbunyi.
“Kok Husni dan Ryan belum
masuk,sih? Padahal sekarangkan jam pelajaran Mr.Hamid, guru mulok Bhs.Inggris
itu yang terkenal galak!” ujar Malik dalam hati. Tiba-tiba Mr.Hamid masuk ke
kelas Malik. “How are you?” tanya Mr.Hamid memulai pembelajaran.
Saat Mr.Hamid memulai
pembelajaran, Husni dan Ryan tiba-tiba masuk ke kelas. “Why are you late?”
tanya Mr.Hamid geram. Tapi Husni dan Ryan tidak dapat menjawab apapun.
Merekapun dihukum untuk berdiri di sudut kelas. Setelah Mr. Hamid telah
mengajar selama dua jam, bel isterahat keduapun berbunyi, Husni dan Ryan sudah
diijinkan untuk duduk. “Kenapa,sih kalian terlambat masuk?” tanya Malik kepada
teman Gengnya itu. “Kamikan kumpul dulu di kantin belakang untuk merokok.”
jawab Husni. “Iyah,nih! Kami nungguin kamu tapi kamu kok tidak datang sih?”
tanya Ryan. “Hmmm… sebaiknya kalian berhenti nge-rokok, deh! Nanti kalian
sakit.” kata Malik kepada teman-temannya. “Kalau sakit, kan ada dokter!
Hahaha…” seru Husni tidak menghiraukan saran Malik.
Hari-hari telah berlalu, tak
terasa hari selasapun tiba, Malik dan Bu Ratna pergi ke Kantor Dinas Pendidikan
untuk mengikuti lomba slogan kreatif. Mereka berada di sana selama tiga jam.
Ketika Malik telah menyelesaikan perlombaannya, Malik dan Bu Ratna pun kembahli
ke sekola. “Bu, kapan pengumumannya?” tanya Malik saat sampai di Sekolah. “Mungkin
lusa.” jawab Bu Ratna. “ Hmmm… baiklah, bu… Aku kembali ke kelasku dulu, yah.”
kata Malik meminta izin ke Bu Ratna. “Iyha, nak.” Jawab Bu Ratna.
Besoknya di Sekolah Malik, Bu Sri
memanggil Malik untuk mengikuti lomba fisika jumat depan dan seperti biasanya
Malik pasti menerima tawaran itu. Malik sangat senang. Tiga hari kedepan, Malik
akan dibimbing oleh Bu Sri. Malik sangat memanfaatkan tiga hari itu.
Pada saat isterahat kedua, Malik
mulai di bimbing. Ketika Malik sedang bimbing oleh Bu Sri, tiba-tiba Bu Ratna
datang dan memberitahukan kepada Malik
bahwa dia juara 2 lomba membuat slogan kreatif. “Alhamdulillah…” seru Malik
senang. Bu Sri dan Bu Ratna hanya tersenyum. “Kamu juga harus menang di
olimpiade fisika ini,yah.” kata Bu Sri. “Insya Allah…” ujar Malik.
Tiga haripun berlalu dengan cepat.
Malik harus kembali berjuang di Olimpiade Fisika kali ini. Malik masuk ke kelas
perlombaan dengan tenang, dia juga mengerjakan soal dengan teliti dan cermat.
Perlombaanpun selesai, Malik lalu
menemui Bu Sri di Lobi. “Bagaimana tadi?” tanya Bu Sri pada Malik. “Hmmm… Insya
Allah hasilnya baik,Bu.” ujar Malik. Merekapun pulang dan kembali ke sekolah.
“Bu, pengumumannya kapan,yah?” tanya Malik. “Ibu juga kurang tau.” jawab Bu
Sri. Karena lelah, Malik diizinkan pulang oleh Bu Sri.
Hari Senin di Sekolah Malik saat
upacara bendera berlangsung, Bu Sri guru fisika Malik mengumumkan sesuatu.
“Selamat kepada anak murid kita yaitu Malik telah memenangkan lomba fisika
tingkat kota. Dia juara satu!” seru Bu Sri. Semua siswapun bertepuk tangan.
Malik lalu di ajak untuk naik ke lapangan. “Inilah murid berprestasi kita!”
seru Bu Sri. Malik hanya tersenyum bangga dan tak percaya atas keberhasilannya
itu.
Saat di kelas Malik, semua
temannya memberikan selamat. “Selamat,yah,Lik!” kata Ryan kepada Malik. “Iyah!
Hmmm… ngomong-ngomong Husni tidak datang ke sekolah,yah?” tanya Malik sambil
melihat bangku Husni yang kosong. “Hmmm…iyah,nih. Dia sedang sakit.” jawab
Ryan. “Ngomong-ngomong dia sakit apa,yah?” tanya Malik lagi. “Dia sakit
paru-paru. Kata dokter,sih karena rokok.” jawab Ryan sambil menunduk. “Nanti
kita jenguk dia, yuk.” usul Malik.
Saat Malik dan Ryan berjalan pulang untuk menjenguk Husni, mereka
mendengar bisik-bisik adik kelas, “Itu siswa yang berprestasi…,kan?”. “Wah,,,
kamu keren,Lik! Semua orang mengenal kamu.” ujar Ryan. “Hahaha… Betulkan?” kata
Malik. “Apanya yang betul, Lik?” tanya Ryan bigung. “Betulkan,untuk menjadi
keren tidak perlu rokok yang membuat tubuh kita sakit. Kita bisa menjadi keren
dengan prestasi kita, dan itu sama sekali tidak merugikan, malah kita akan
menjadi untung !” ujar Malik lalu tersenyum. “Yayayaya...” kata Ryan tersipu
malu. Merekapun saling merangkul. Sejak saat itu Husni, Ryan dan Fatur berhenti
merokok dan mereka juga membuat poster-poster tentang bahaya merokok di MADING
Sekolah. Malik bersyukur dengan perubahan tiga teman gengnya itu.
TAMAT
Achmad Yusril Ihzamahendra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar